Sekularisme Dibalik Tertundanya Kebangkitan Indonesia

Senin, 30 Mei 20110 komentar

Kira-kira butuh berapa lama lagi Indonesia menjadi negeri yang bangkit? Mungkin itulah kira-kira yang menjadi pertanyaan kita – Para pengamat berita nasional. Sejak zaman SD hingga lulus kuliah masyarakat selalu di beri tahu bahwa negri ini amatlah kaya. Namun kenapa hingga 60 tahun lebih kemerdekaannya dari berbagai macam penjajahan yang mencengkramnya dahulu kala, negeri ini hingga kini tak kunjung bangkit juga? Perlukah pahlawan yang memperjuangkannya dulu kini bangkit dari kuburnya? Haruskah mereka bangkit dari kuburnya tuk memperjuangkannya kebangkitannya lagi?

Negara yang terletak di Asia Tenggara ini memiliki pulau yang katanya lebih dari 17.000 pulau yang luasnya lebih dari 1, 9 juta kilometer persegi . Luasnya itu membuat Indonesia menduduki peringkat 15 negara terluas wilayahnya didunia. Yang sangat menakjubkan adalah di Negara kita tercinta ini terdapat berbagai macam kekayaan alam baik yang ada diatas perut bumi, didalam perutnya maupun di lautan yang mengitarinya. 

Di daratan – jika kita amati di lingkungan sekitar kita, kita akan bisa mengindra bahwa di negeri ini memiliki ribuan species hewan dan tumbuhan. Belum lagi jika kita lihat secara keseluruhan wilayah Indonesia yang memiliki ribuan hektar tanah yang terbentang dari Sabang hingga Merauke. Sebagai mana isi dari sebuah lagu jadul (jaman dulu) “…lempar kayu dan batu jadi tanaman…” negeri ini adalah negeri yang di beri  limpahan berkah dari Sang Maha Pencipta menjadi negeri yang subur. Sehingga sejarah menceritakan  jika negeri kita ini menjadi negeri incaran bangsa penjajah yang rakus yang ingin mendapatkan rempah-rempah dari negeri yang subur ini.

Sedikit beranjak dari daratan tempat kita menginjakkan kaki menuju dalam tanah yang ada di alam Indonesia. Pastilah akan membuat kita tercengang jika kita mengetahui bahwa di dalam perut bumi pertiwi ini ada berbagai macam mineral tambang yang terkandung didalamnya. Tidak hanya batu bara, bijih besi, nikel, tembaga, Zink saja, namun barang tambang yang kita kenal mahal harganya seperti perak, emas, bahkan uranium semuanya ada di dalam perut bumi Indonesia. Belum lagi minyak dan gas alam dan barang tambang lainnya. Menakjubkan memang kekayaan negeri ini.
 
Sebagai Negara kepulauan Indonesia telah dikenal sebagai Negara yang memiliki pesisir pantai yang sangat panjang yang berarti juga memiliki wilayah laut yang luas – didalamnya terdapat ribuan spesies laut. Hal ini semakin memperkuat fakta bahwa memang negeri ini amatlah kaya. Namun seperti pertanyaan di paragraph awal tadi “kenapa hingga kini negeri ini tak kunjung bangkit?”. 

Miris hati jutaan penduduk Indonesia pastinya ketika ternyata asset Negara yang berlimpah itu hanya di gunakan untuk mengenyangkan perut para koruptor yang hari demi hari jumlahnya tak pernah berkurang namun justru bertambah. Kekecewaan rakyat negeri ini juga akan berlipat ketika mengetahui bahwa ternyata sebagian besar asset Negara yang berupa sumber daya alamnya hanya dikuasai oleh orang asing yang menguasai berbagai perusahaan besar trans nasional yang menancapkan hegemoninya di setiap sudut bumi pertiwi negeri ini. Kekayaan alam itu tidak hanya dikelola oleh mereka namun keuntungan yang harusnya dapat mengenyangkan perut rakyat diboyong semua ke luar negeri, atau hanya menggendutkan sebagian kecil para elit pengusaha di Indonesia. 

Hanya kesengsaraan yang dirasakan rakyat kecil. Bahkan untuk sekedar membeli nasi yang dapat mengenyangkan perut saja rakyat sudah tidak mampu. Dimanakah Negara? Negara yang mempunyai peran sebagai pengatur semua urusan masyarakat. Dimanakah ia?

Ada apa dengan sekularisme?
Sekularisme adalah paham yang memisahkan antara agama dan kehidupan – agama tidak boleh dicampur adukkan dalam urusan bernegara, agama adalah urusan individu yang Negara tidak ikut campur mengenai masalah ini kepada rakyatnya.  

Sekilas memang tidak ada kaitannya antara sekularisme dengan kebangkitan Indonesia, sekularisme dengan kekayaan Indonesia, atau antara sekularisme dengan pengaturan distribusi kekayaan Indonesia kepada rakyatnya. 

Memang benar. Namun hampir sebagian besar masyarakat yang melakukan analisis mendalam akan sepakat bahwa akar masalah atau masalah utama dari persoalan ini semua adalah Kapitalisme. 

Karena kapitalisme-lah banyak pengusaha asing menanamkan investasinya ke Indonesia dan berhasil mengeruk kekayaan alam Indonesia. Karena Kapitalisme pula-lah banyak orang Indonesia menghalalkan segala cara untuk mendapatkan capital atau materi yang berlimpah meskipun harus menipu dan melakukan korupsi. Akibatnya Indonesia terjerat hutang dan rakyatpun tak bisa makan.

Kapitalisme ini dibangun berdasarkan ide pemisahan antara agama dengan kehidupan (fahsl ad- din a al-hayat) atau yang sekarang populer disebut  Sekularisme. Agama memang masih ada dalam kehidupan masyarakat namun agama tidak boleh digunakan untuk mengatur urusan kehidupan – manusia seperti harus berpisah dari Tuhannya ketika mereka berada di ranah public. Mereka tidak lagi takut dengan Tuhan ketika berbuat kemaksiatan. 

Islam, Dien penyedia solusi masalah kehidupan
Jika Kapitalisme beranggapan harus dipisahkan. Lain lagi dengan Islam. Islam tidak hanya mengatur ibadah ritual tetapi juga mengatur seluruh aktivitas kehidupan manusia. Jika aturan islam diterapkan tidak hanya Indonesia saja namun islam akan menjadi rahmatan lil’alamin seperti halnya Khilafah Islam yang diterapkan pada masa Rasulullah dan 13 abad setelahnya. Dalam riwayatnya juga menjadi Negara adidaya yang bisa melindungi daerah di sekitarnya juga bisa memberi kemakmuran di negri-negri sekitarnya. Islam, sebuah solusi tunggal menuju kebangkitan yang nyata. Sebagaimana dahulu negeri arab bangkit, islam pulalah yang akan membuat Indonesia bangkit.[Nila Yustisa Paramitha/April 2011]
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Mengukir Peradaban - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger